welcome



my phuTu

Saturday, October 6, 2007

Tugas PAI: Shaum article

Wuah,, di bulan ramadhan yang penuh berkah ini marilah kita menambah tabungan-tabungan amal kita untuk bekal di akhirat nanti. Janganlah kita jadikan puasa, sebagai alasan halangan untuk beraktivitas. Justrulah dengan berpuasa kita dapat lebih berkarya, dan dapat beraktifitas sekaligus menambah amalan-amalan kita. Kesempatan bagus kand........... (jarang didapat)??

Sehubungan dengan tugas Pai saya, saya mencoba merangkai sebuah artikel tentang shaum berdasarkan berbagai (banyak) sumber referensi. Dikarenakan ilmu saya masih terbatas,, hWehWe...

Tapi dengan adanya tugas ini, alhamdulilah saya dapat menambah pengetahuan saya tentang shaum itu sendiri. Dan semoga dapat menyebarkanya lewat blog saya ini ( hehehe....^___^ ), diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin..

Nama-nama Bulan Ramadhan

Pada masa Rasulullah peperangan fisik banyak terjadi pada bulan Ramadhan dan itu semua dimenangkan kaum muslimin. Peperangan fisik di masa Rasulullah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditolak karena situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Namun, seperti diungkapkan dalam hadis Nabi seusai Perang Badar, yang paling berat adalah peperangan kita untuk berjihad melawan hawa nafsu sendiri. Karena itu bulan Ramadhan sering disebut sebagai Syahrul Jihad dengan fokus pada pengendalian hawa nafsu diri sendiri (yaitu Wa Nafsi, simak QS 91:7).

Jihad melawan nafsu adalah ungkapan untuk menyucikan dan memurnikan nafsu kita untuk kembali semurni-murninya, yaitu dalam keadaan fitri. Ungkapan ini sebenarnya berasal dari firman Allah dalam QS 91:7-10 dan beberapa ayat lainnya yang berbunyi senada yaitu menyucikan jiwa. Menyucikan Jiwa adalah syarat yang mengiringi proses awal penerimaan wahyu yaitu IQRA (simak QS 96:1-5). Hal ini tentunya erat kaitannya dengan buah dari pendidikan jiwa secara intuitif maupun intelektual murni (atau intelek awal), dengan rasionalitas dan penyingkapan tabir-tabir gelap jiwa kita yang sejatinya “Ummi” dan “Fakir” di hadapan Allah, Rabbul ‘Aalamin (Pencipta, Pemelihara dan Pendidik semua makhlukNya).

Dari kedua pengertian nama bulan Ramadhan sebagai Bulan Pendidikan dan Bulan Jihad Melawan hawa nafsu tersebut, maka terungkaplah kemudian nama bulan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an. Al-Qur’an pertama sekali diturunkan di bulan Ramadhan dan pada bulan ini sebaiknya kita banyak membaca dan mengkaji kandungan Al-Qur’an sehingga kita faham dan mengerti perintah Allah yang terkandung di dalamnya. bulan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an sebenarnya merupakan peluang bagi semua Umat Islam yang bersyahadat dengan Nama Muhammad untuk mengkaji dan menggali nilai-nilai spiritual al-Qur’an untuk dinyatakan menjadi akhlak mulia alias akhlak Qur’ani.

Muhammad SAW ketika Al Qur’an turun ke Bumi. Inilah rahasianya kenapa di bulan ini ada yang disebut penyendirian total dengan I’tikaf di masjid pada 10 terakhir bulan Ramadhan dan ada malam Lailatul Qadar atau malam 1000 bulan. Karena itu, Ramadhan dapat disebut juga sebagai bulan napak tilas Nuzulul Qur’an dan Pemurnian Pengetahuan Tauhid dengan Aslim dan Islam yang lurus.

Pengertian shaum

Shaum secara etimologi berarti menahan diri dari sesuatu, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Menurut definisi ahli fiqih, shaum adalah :

“Menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri pada siang hari (sejak terbit fajar hingga maghrib) disertai dengan niat.”

puasa2

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab
maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”

Hadits Riwayat Bukhari 4/99 ; Muslim 759.

Sebagai bagian dari rukun Islam, kita wajib mengetahui segala hal yang berkaitan dengan ibadah shaum kita. Bukankah syarat diterimanya amal harus memenuhi dua kriteria :

1. Ikhlas berniat karena Alloh, dalam surat Albayyinah:5

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

[1] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

2. Ittiba’. Mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Diinul Islam agama yang kita anut sudah sangat lengkap dan sempurna. Maka cukuplah Rasulullah sebagai contoh dan petunjuk yang kita ikuti. Dalam masalah Addin kita diharamkan mengadakan sesuatu yang baru. Rasulullah bersabda :

“Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].

Ada banyak keringanan dalam melakukan shaum. Wanita haid dan nifas tidak boleh melaksanakan shaum, karena mereka mengalami kehilangan darah cukup banyak, sehingga dikhawatirkan bisa merusak kesehatan jika mereka memaksakan untuk shaum. Untuk hal-hal yang membahayakan kesehatan, Islam bukan hanya menganjurkan untuk menjauhi puasa, namun bahkan melarangnya. Ini adalah bukti bahwa Allah tidak menghendaki penderitaan bagi manusia.

Orang yang berjihad pun tidak diwajibkan shaum. Demikian pula orang-orang yang sudah renta dan tak mampu lagi melaksanakannya. Orang-orang yang sakit pada bulan Ramadhan pun tidak perlu memaksakan diri untuk bershaum. Allah memberi keringanan pada mereka untuk melunasi ‘hutang’ shaum mereka di lain hari (ketika kondisi mereka telah memungkinkan) atau membayar semacam denda, misalnya bagi orang-orang tua yang diperkirakan tidak akan mampu lagi melaksanakan shaum.

Pada saat melaksanakan shaum, ada empat hal yang harus dilakukan oleh setiap Muslim, baik pada shaum Ramadhan atau pada hari-hari lainnya. Empat hal tersebut yaitu : (1) tidak makan, (2) tidak minum, (3) tidak berhubungan seks, (4) wajib mengendalikan diri.

Poin keempat mewakili seluruh inti ajaran shaum. Inilah alasan mengapa Allah mewajibkan shaum minimal selama sebulan dalam setahun, yaitu pada bulan Ramadhan.

Ketika bershaum, kita tidak disuruh untuk menahan lapar dan haus. Kita diperintahkan untuk mengendalikannya. Hal ini untuk memerdekakan diri kita dari kekangan rasa lapar dan haus itu sendiri. Jika kita makan makanan secara berlebihan, maka pencernaan akan bekerja terlalu keras. Energi tubuh terkuras untuk mencerna makanan. Akibatnya, tubuh malah meminta tambahan makanan lagi, dan begitu seterusnya. Inilah sebabnya kita harus belajar mengendalikan nafsu makan, karena kebiasaan makan kita akan sangat tidak efektif jika kita membiarkannya begitu saja.

Kenikmatan shaum yang sebenarnya adalah ketika kita benar-benar mampu mengendalikan diri kita dan segala keinginan kita. Keinginan-keinginan tersebut tidak terlarang, namun mesti dikendalikan. Orang-orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri akan selalu berada dalam kesulitan. Sebaliknya, orang-orang yang berkuasa atas dirinya sendiri akan mampu beradaptasi dalam segala kondisi, sesulit apa pun.

Tujuan shaum adalah untuk mencetak pribadi-pribadi yang bertaqwa, yaitu pribadi-pribadi yang tangguh dalam melaksanakan segala perintah Allah dan berhati-hati agar tidak melakukan apa-apa yang dilarang-Nya. Dan orang-orang tangguh itu tidak akan muncul dari golongan orang-orang yang tidak bisa mengendalikan diri.

Pelaksanaan Shaum

Agar hikmah shaum bisa kita raih, kita harus memahami pelaksanaan shaum yang dicontohkan Rasulullaah SAW.

1. Tabyit

Tabyit artinya mempersiapkan diri pada malam hari untuk melaksanakan sesuatu pada esok hari.

“Barangsiapa tidak membulatkan niatnya untuk shaum sebelum fajar, tidak sah shaumnya.” (H.R. Ahmad, Ashabus Sunan, dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban)

2. Sahur

“Bersahurlah kamu, karena sesungguhnya sahur itu berbarokah.” (H.R. Muslim)

3. Imsak

Imsak artinya menahan dari hal-hal yang membtalkan shaum dari mulai terbit fajar (shaum) hingga terbenam matahari (maghrib), sebagaimana dijelaskan dalam Al Baqarah 187

4. Menjauhi Kemaksiatan

“Siapa yang tidak meninggalkan ucapan ma’shiyat dan bahkan melakukannya, Allah tidak butuh (tidak menghargai) shaumnya.” (H.R. Bukhari)

5. Menyegerakan ifthar (berbuka)

Ketika adzan maghrib berkumandang, dianjurkan untuk menyegerakan ifthar (berbuka shaum). “Orang yang shaum senantiasa berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka shaum.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Aktivitas di bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan, hari demi harinya adalah rentang waktu lipatan pahala yang tak ada batasnya. Jam demi jamnya adalah rangkuman kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hambaNya. Menit demi menitnya adalah hembusan angin surga yang begitu menyejukkan. Detik demi detiknya adalah kesempatan yang tak ternilai dibandingkan seumur hidup kita.

Ramadhan memang membawa berkah bagi kaum mukminin. Meski secara fisik kita diwajibkan untuk menahan rasa lapar dan haus, plus menghindari segala perbuatan maksiat, namun bukan berarti kita kudu puasa juga dari berbagai aktivitas amal shaleh. Justru di bulan Ramadhan inilah, semangat kaum mukminin sedang puncak-puncaknya. Mulut boleh istirahat seharian dari mengunyah makanan, tenggorokan boleh terasa kering tak dialiri air, perut boleh keroncongan nahan lapar, tapi semangat untuk beraktivitas mulia kudu tetap menyala. Kenyataan ini telah dibuktikan oleh para generasi terdahulu kita. Justru di bulan Ramadhan berbagai kemenangan dapat diraih dengan gemilang. Bahkan sebagian di antaranya ikut menciptakan arah sejarah kehidupan Islam dan kaum muslimin. Ya, Ramadhan memang bulan kemenangan bagi kaum mukminin.

Ketika puasa bukan berarti penampilan kita harus loyo. Tampang kita harus dibuat selemes mungkin, biar dikatakan lagi puasa. Ya, nggak begitu dong sayang. Meski puasa, kondisi tubuh kita kudu tetap fit dong. Dan yang pasti jangan pernah berhenti dari aktivitas amal shaleh.

Berikut ini adalah beberapa peristiwa besar di bulan Ramadhan yang juga ikut menghantarkan kaum muslimin menuju kemenangan:

17 Ramadhan 2 H; Perang Badar al-Kubra. Boleh dibilang, ini adalah perang “hidup-mati” antara kaum muslimin dengan orang-orang kafir Quraisy. Sebab, seandainya saja—meski nggak boleh berandai-andai—kaum muslimin kalah, kayaknya tamat deh riwayat Islam. Tapi terlepas dari “seandainya”, ternyata atas izin Allah kaum muslimin berhasil meraih kemenangan gemilang.

Kisahnya, Rasulullah saw dan pasukannya berangkat dari Madinah pada tanggal 8 Ramadhan. Menurut Ibnu Hisyam, perang ini merupakan kemenangan perdana yang menentukan posisi kekuatan kaum muslimin dalam menghadapi kekuatan kaum musyrikin. Allah Swt. telah memimpin langsung peperangan tersebut. Firman Allah Swt.:

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلاَءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (TQS al-Anfâl [8]: 17)

Allah Swt. mengutus sepasukan malaikat untuk meneguhkan kaum muslimin dan menghancur-leburkan pasukan kaum kafir. Sebelumnya Allah telah meruntuhkan mental orang-orang kafir hingga timbul rasa takut yang amat sangat di antara mereka. Itu tergambar dalam Firman Allah Swt.:

إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلاَئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الأَْعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan potonglah tiap-tiap ujung jari mereka. (TQS al-Anfâl [8]: 12)

Tiga hari menjelang perang Badar, kaum muslimin tidak menyadari bahwa yang dimaksud dengan firman Allah Swt:

بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ. وَعْدَ اللَّهِ لاَ يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ

karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (TQS ar-Rûm [30]: 5-6)

Sebenarnya yang dimaksud dengan “pertolongan” itu tertuju pada mereka. Bahkan dikisahkan Rasulullah pernah merasa takut, kalau pertempuran itu akan memusnahkan kaum mukminin Madinah di muka bumi ini. Beliau berdoa kepada Allah: “Ya, Allah, jika kelompok ini sekarang binasa tidak ada lagi yang menyembah-Mu di atas muka bumi ini.”

Ya, taruhan Perang Badar ini memang besar sekali, sebagaimana sesumbar Abu Jahal: “Demi Tuhan, kita tidak akan pulang sebelum sampai ke Badar. Kita akan tinggal tiga malam di tempat itu. Kita memotong ternak, kita pesta makan dan minum khamr, kita minta para sinden menyanyi. Biar orang-orang Arab itu mendengar dan mengetahui perjalanan dan persiapan kita. Biar mereka tidak lagi mau menakut-nakuti kita.”

Namun apa lacur, justru kenyataannya pasukan pimpinan Abu Jahal ini kewalahan dan binasa. Pada pertempuran di bulan Ramadhan ini, 313 tentara kaum muslimin berhasil menghajar telak dan melibas 1000 pasukan kaum kafir Quraisy. Tragisnya, Abu Jahal bin Hisyam al-Makhzumi dan Abu Lahab al-al-Hasyimi, tewas mengenaskan. Sedang Abu Sofyan selamat dan belakangan masuk Islam saat peristiwa Futuh Makkah enam tahun kemudian.

Tuh kan, coba, bayangin aja. Dalam keadaan berpuasa, ditambah harus menahan panasnya terik matahari, udah gitu berada di di tengah samudera pasir, dan satu lagi…, harus perang. Wah, nggak kebayang deh gimana beratnya. Namun, karena kaum muslimin berjuang dilandasi dengan keimanan kepada Allah Swt, maka rintangan dan hambatan sekuat dan sebesar apapun bukan alasan untuk mundur dan kabur. Justru mereka malah tambah semangat, karena yakin dengan pertolongan Allah. Buktinya, memang benar-benar sukses. Laahaula walaa quwwata illa billahi!

21 Ramadhan 8 H; Futuh Makkah (Penaklukan Makkah). Rasulullah saw. keluar dari Madinah tanggal 10 Ramadhan bersama 10.000 pasukan kaum muslimin dan dalam keadaan berpuasa. Jumlah ini memang jauh lebih besar ketimbang saat Perang Badar. Rasulullah saw. dan pasukannya berbuka di suatu tempat yang disebut Mukadid (antara daerah Asfan dan Amjad). Setelah penaklukan Makkah secara damai, Rasulullah saw. tinggal di kota itu selama 15 malam dengan melakukan shalat qashar. Penaklukan dan penguasaan ini tidak disertai dengan pembantaian atau bentuk balas dendam lainnya. Padahal, dulu ketika Rasulullah dan kaum muslimin hijrah karena tak tahan dengan siksaan serta perlakukan keji dan kejam lainnya dari pihak kafir Quraisy, rasanya cukup pantas bila itu dilakukan menurut kaca mata hawa nafsu. Namun ternyata Rasulullah dan pasukannya tidak berbuat demikian. Justru inilah penaklukan yang benar-benar penuh damai.

Dalam pidatonya, bahkan Rasulullah saw. memberikan semacam amnesti massal untuk mantan musuh-musuh kaum muslimin. Menurut Ibnu Ishaq, penaklukan kota Makkah terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah mengutus Khalid bin al-Walid untuk menghancurkan berhala ‘Uzza, Amru bin ‘Ash merobohkan Suwa’, dan giliran Sa’ad bin al-Arsyhali untuk menumbangkan Manath. Setelah itu, digantikan dengan kalimat tauhid yang berkumandang di angkasa Makkah al-Mukarramah. Makkah pun masuk dalam pangkuan Islam. Fantastis bukan?

Ramadhan 10 H. Rasulullah saw. mengutus sepasukan tentara di bawah pimpinan Ali bin Abi Thalib ke Yaman dengan membawa surat Nabi. Satu suku yang berpengaruh di sana dengan tanpa paksaan langsung menerima dan masuk Islam pada saat itu juga dan mereka shalat berjamaah bersama Ali bin Abi Thalib.

Ramadhan 92 H. Panglima Thariq bin Ziyad bersama armada tempurnya yang berjumlah 7000 pasukan, menyeberangi selat Giblartar (Jabal Thariq) demi melakukan penaklukan di Andalusia, Spanyol.

Setelah armada tempur lautnya merapat di pantai, beliau berdiri di atas bukit karang dan berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api itu, beliau memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah membawa seluruh awak pasukannya dari Afrika pada 711 M, kecuali beberapa pasukan kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan kepada Khalifah.

Pidato “kontroversial” itu karuan aja membuat pasukannya keheranan. Namun beliau mengatakan, “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan, menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua binasa (syahid)”

Tak ayal lagi, itu membuat pasukannya bangkit dan segera menyusun kekuatan untuk menggempur pasukan Spanyol yang terkenal kuat. Ar-Roya (bendera Islam; ditulisi lafadz syahadat berwarna putih di atas kain hitam) berkibar-kibar menyertai pertempuran itu. Atas pertolongan Allah Swt. pasukan Raja Rhoderick yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah 7000 pasukan ditambah 5000 pasukan susulan. Allahu Akbar!

Ramadhan 129 H. Keberhasilan dan kemenangan dakwah Bani Abbas di Khurasan di bawah kepemimpinan Abu Muslim al-Khurasany.

Ramadhan 584 H. Shalahuddin al-Ayubi memperoleh kemenangan besar-besaran atas pasukan Salib Eropa. Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya diduduki orang-orang Kristen. Setelah sebelumnya memporak-porandakan kekuatan pasukan Salib di bawah komando Raja Richard III dari Inggris. Raja Richard ini terkenal ganas dan buas, itu sebabnya ia sering dijuluki Richard The Lion Heart—Richard yang berhati Singa. Namun, nyatanya ia bertekuk lutut di hadapan Shalahuddin al-Ayubi yang gagah. Kemenangan itu mengakhiri cengkeraman kekuasaan pasukan Salib atas bumi Palestina. Sejak saat itu, Palestina kembali ke pangkuan Islam.

Cermin bagi kita

Bagi kaum muslimin, rasa lapar dan haus bukanlah halangan untuk meninggikan kalimah tauhid dan menghancurkan kekufuran. Ramadhan telah memberikan kemenangan yang besar bagi kaum muslimin generasi terdahulu. Bagaimana dengan kita saat ini?

Ingatlah sabda Rasulullah SAW, "Seluruh amal ibadah bani Adam adalah miliknya, dan setiap kebaikan akan dibalas 10 kali lipat hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman : Kecuali ibadah puasa, sesungguhnya ia adalah milikKu dan Akulah yang langsung membalasnya. Seorang yang berpuasa telah menahan diri dari syahwat, makanan, dan minumannya karena Aku semata. Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan tatkala bertemu dengan Allah. Dan sungguh bau muiut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kesturi." (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasanya kita memang kudu bercermin dengan semangat para pendahulu kita. Mereka tetap setia menjaga Islam, meninggikan Islam, membela Islam, memajukan Islam, meski harus nyawa taruhannya. Uniknya lagi, perjuangan yang mereka lakukan justru di saat fisik mereka menahan rasa lapar dan haus karena sedang melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan.

Salah satu amalan yang sangat tinggi nilainya di hadapan Allah adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan urusan keilmuan, baik menuntut ilmu, mengajarkannya, atau segala aktivitas yang terkait dengan pengembangan keilmuan.

Suatu ketika, pada akhir bulan Sya’ban, Rasulullah saw berkhutbah di hadapan para sahabat :

’Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa agung dan lagi penuh keberkatan; yaitu bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan ; bulan yang Allah telah menjadikan puasa-Nya suatu fardhu dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’. Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan suatu perbuatan di dalam bulan itu, maka samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di bulan lain. Dan barangsiapa menunaikan suatu fardhu di bulan Ramadhan, samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran, pahalanya adalah surga. Ramadhan adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rizki para mukmin di dalamnya. Barangsiapa yang memberi makanan berbuka di dalamnya kepada orang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari api neraka. Orang yang memberikan makanan berbuka puasa, baginya seperti pahala orang yang mengerjakan puasa itu, tanpa sedikit pun berkurang.’’ (HR. Ibn Khuzaimah dari Salman r.a).

Melalui ilmulah manusia dapat mengenal Allah dan memahami cara beribadah kepada-Nya dengan benar. Hanya dengan ilmu manusia dapat memahami mana yang benar dan mana yang salah, mana yang tauhid dan mana yang syirik, mana yang halal dan mana yang haram. Allah SWT menjanjikan:

”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS Al-Mujadilah:11)

Karena begitu besarnya keberkahan dan pahala yang dijanjikan Allah di bulan Rmadhan, maka sayang sekali, jika bulan Ramadhan ini tidak kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu dan mengembangkan berbagai aktivitas keilmuan lainnya.

Amalan-amalan di bulan Ramadhan

1. Meningkatkan Kedermawanan

“Rasulullaah SAW adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan.“ (H.R. Bukhari)

2. Tadarus Al Quran

“Malaikat Jibril biasa menemui Rasulullaah SAW setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu mudarasah Al Quran.“ (H.R. Bukhari)

3. Amalan setelah waktu shubuh

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarijus Salikin menyebutkan, "Di antara tidur yang tidak disukai menurut mereka ialah tidur antara shalat subuh dan terbit matahari, karena ia merupakan waktu untuk memperoleh hasil. Bagi perjalanan ruhani, pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga seandainya mereka melakukan perjalanan (kegiatan) semalam suntuk pun, belum tentu dapat menandinginya."

Waktu ba'da subuh hingga matahari terbit adalah waktu yang penuh barakah yang seharusnya benar-benar dipelihara oleh setiap mukmin. Peliharalah waktu itu dengan mengisinya melalui tilawatul Qur'an satu juz dalam satu hari, berdzikir, atau menghafal. "Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW selesai menunaikan shalat Subuh, bahwa ia selalu duduk di tempat shalatnya hingga terbit matahari." (HR. Muslim)

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik dari Rasulullah, bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa shalat fajar berjama'ah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (Dhuha), maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

4. Shalat Tarawih

Aisyah r.a pernah ditanya “Bagaimana cara shalat Rasulullaah pada malam bulan Ramadhan ?“ Aisyah menjawab : “Tiadalah Rasulullaah SAW menambah pada bulan Ramadhan juga pada bulan lainnnya atas sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan bertanya tentang baik dan panjangnya, kemudian beliau shalat empat rakaat, jangan bertanya tentang baik dan panjangnya, kemudian beliau shalat tiga rakaat (H.R. Bukhari)

Beberapa riwayat shahih lainnya diterangkan pula shalat malam bisa 2 rakaat – 2 rakaat sebanyak 4 kali dan ditutup dengan witir 3 rakaat.

5. Mencari Malam Lailatul Qadr

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr : 1-3).

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bangun di malam Lailatul Qadr karena keimanan dan keikhlasan, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW senantiasa mencari malam Lailatul Qadr dan memerintahkan sahabat untuk mencarinya. Beliau membangunkan keluarganya pada sepuluh malam terakhir dengan harapan mendapat malam Lailatul Qadr. Dalam Musnad Ahmad dari 'Ubadah, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bangun sebagai usaha untuk mendapat malam Lailatul Qadr, lalu ia benar-benar mendapatkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang."

Sejumlah salafushalih mandi dan memakai minyak wangi pada sepuluh malam terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadr, malam yang telah dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah. Jika kita termasuk orang yang telah menyia-nyiakan umur, kejarlah segala yang terluput atas diri kita pada malam Lailatul Qadr ini. Sebab malam inilah sebagai pengganti umur, beramal pada malam ini lebih baik dari pada seribu bulan.

Malam itu datang pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjil, dan lebih diharapkan lagi pada malam kedua puluh tujuh. Berdasarkan riwayat Muslim dari Ubay bin Ka'ab RA bahwa ia berkata, "Demi Allah, sungguh aku mengetahui datangnya malam itu. Yaitu pada malam yang Rasulullah memerintahkan kami untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh."

Namun begitu, hendaknya kita tidak terlalu terpengaruh dengan hitungan malam ganjil atau tidak. Lakukanlah sepenuh kemampuan dan keseriusan setiap malam-malam dari 10 terakhir bulan Ramadhan. Kerap kali orang yang hanya mencari malam-malam ganjil ternyata justru tidak bisa memaksimalkan amal-amal ibadah di malam bulan itu.

6. I’tikaf

I’tikaf artinya menahan diri di masjid untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT, membatasi pergaulan dengan sesama makhluq, memusatkan perhatian dan penghayatan untuk membina hubungan mesra dengan Allah SWT. Rasulullaah SAW biasanya melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, dan tidak keluar masjid kecuali untuk keperluan pokok seperti buang air dan mandi.

Hikmah ShaumApabila Allah SWT mewajibkan sesuatu kepada manusia, pasti ada hikmahnya. Setidaknya ada beberapa hikmah shaum, yaitu :

1. Menghapus dosa-dosa kecil

“…Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan diantara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi” (H.R. Muslim)

2. Melatih muraqabah

Muroqobah adalah kondisi diri yang selalu merasa diawasi Allah SWT. Dengan kondisi seperti itu, seseorang akan sangat berhati-hati takut akan terjerumus kepada perbuatan dosa. Shaum merupakan sarana untuk melatih diri mempunyai sifat muraqabah.

3. Melatih pengendalian Nafsu

Manusia mempunyai 3 dorongan nafsu, yaitu nafsu ammarah (nafsu yg selalu mendorong diri berbuat ma’shiyat), lawwamah (nafsu yang selalu mengoreksi diri ketika berbuat kesalahan), dan muthmainnah (nafsu yang selalu mendorong diri berbuat kebaikan). Ketiga nafsu ini akan selalu bersaing dan shaum mengendalikan diri kita untuk mengendalikan dan menundukkan nafsu ammarah, dan berusaha untuk meningkatkan dominasi nafsu muthmainnah.

4. Menajamkan kepedulian sosial

Shaum bisa menjadi ajang latihan kepekaan sosial, dengan shaum kita dapat merasakan lapar dan dahaga yang sebetulnya sering dialami oleh saudara-saudara kita yang kekurangan. Sehingga kita dapat merasakan kesulitan yang diderita oleh saudara-saudara kita fakir miskin. Dengan demikian kita dapat lebih memberikan perasaan simpati dan empati kita kepada mereka.

5. Menyehatkan badan

Sudah banyak penelitian dari para ahli mengenai keuntungan shaum bagi kesehatan. Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullaah SAW. “Shaumlah kamu, maka kamu akan sehat.” (H.R. Abu Daud)

Wednesday, October 3, 2007

Hari ke dwaaPuLuuuh

Yippe,,
the LasT daY....

nii hari terakhir tez msti ngelaporin keg harian tez.
Fiuuh,, akhirnya ada tugas yang slesai juga.

keg hr k-20:
  • sahuuR,, nton ppt
  • baca quRan, shalat subuh
  • ngg bobok, coz harus nyelesaiin tgs bLog nii.
  • mnDii, nton film Qereen,,,,
  • sholat dzuhuR,, baca quran...
  • ngelanjutin nton film qereeenY.
  • keboboan,, bgun sholat ashar, nton tv
  • buuuuuuka puasa, sholat maghrib, baca quran
  • nton tv, shalat isYa+ tarawih
  • nton tv dlanjudkan
  • bobok sagadh pulas
It's HOLIDAY.....yuhhhuuuuuuuu

Tuesday, October 2, 2007

Hari ke sembiLanT beLasT

Lepas dri hari-hari skuuL,,
keg hr k-19:

  • sahuuR,, nton ppt
  • baca quRan, shalat subuh
  • boboook lgii
  • mnDii, ga ikt PKS-TM lagii krn ad ngg diizinin nginepnya jdi ngg iktan.
  • k pinats, main ke toko my mom...
  • blik k rmh, sholat dzuhur, baca komik, ktiduran
  • buuuuuuka puasa, sholat maghrib, baca quran
  • nton tv, shalat isYa+ tarawih
  • nton tv dlanjudkan
  • bobok sagadh pulas

Hri ke delapanT beLasT

hari libur, tp tetep ad keg,

keg hr k-18:

  • sahuuR,, nton ppt
  • baca quRan, shalat subuh
  • tiduuuuuuuuuuR panjang
  • nton tv, baca kumik, k pinats
  • mnDii, shalat dzuhur, prgi k skuLL..
  • ikTan PKS-TM
  • ikdh testny
  • shalat ashar, diskusi
  • balik k rmh, adzhan d jaLanT (kasiiaaan bgd sii>_<)
  • buuuuuuka puasa, sholat maghrib, baca quran
  • ikud jalan-jalan ma oRTu, refresh otak
  • pulangny shalat isYa+ tarawih(agak telat sii)
  • nton tv
  • bobok sagadh pulas

Hari ke tujuh beLasT

hari-hari yg gilaaaa..
keg hr k-17:

  • sahuuR,,
  • shalat subuh, ktiduran d masjidt
  • acara rohis agaaaiin,,
  • kumpuuLan ank kelas sbelasT(sagadh.........genting,, cenaaah)
  • Hwe...Hwe..hwe transLate lagi, ak ud sagaaaaaaaaaaaaaaadh streeeeeeeeeeess.....
  • hiks, hiks, skrg misahin soaL
  • pulang...
  • Boobok d rmh,
  • (tez mw jujuuR, bablaasT shalat dzuhurnY) waaa panitia yg ngadain mabit, minta pertangung jawaban niii!!!!!!
  • bgun-bgun ud ashar lgii,,
  • nton tv, k pinats
  • buuuuuuka puasa, sholat maghrib, baca quran
  • nton tv, shalat isYa+ tarawih
  • bobok entah yg kbeRaapa kalinya d hr nii???????

Hri ke-Ennaam Belast

hari untuk beristirahat,

setelah melewati hari-hari giLaaaaa..
keg hr k-16:

  • sahuuR,, nton ppt
  • baca quRan, shalat subuh
  • ngeedith blog..
  • Liyath film, mndi
  • translate soal biar bsk ngg byk trLalu,
  • shalat dzuhuR, baca quran bntar
  • translate kembali dlanjutkan (yg membuadh kepala nii nyudh-nyudhtan....... ud mncapai taraf stressssssssssssssss), Helppppp meeeeeeeee!!!!!!!
  • shalat ashar, mndi
  • ke skuuL, iktan smw jaDwal acaRa mabit
  • buuuuuuka puasa, sholat maghrib,
  • shalat isYa+ tarawih
  • harus boboook jam 1, heu...heu....>_<(papiiiii tulung!!!!!!!)

Hri ke limma beLast

hari-hari yg meletihkan..
keg hr k-15:

  • sahuuR,, nton ppt
  • baca quRan, shalat subuh
  • hri nii ak mw tidur lammmmmaaaaa,
  • mnDii, prgi k skuLL..
  • ikTan psantreen,,
  • ikdh mentoR
  • shalat dzuhuR, taUsiyah..
  • translate (yg membuadh kepala nii nyudh-nyudhtan........... akan mencapai taraf stress),
  • shalat ashar
  • balik k rmh, langsung adzhan
  • buuuuuuka puasa, sholat maghrib, baca quran
  • nton tv, shalat isYa+ tarawih
  • bobok sagadh pulas

my boy